Rabu, 02 Oktober 2013

teropong matahari

teropong matahari

BANDUNG - Teropong matahari yang baru selesai dibangun di Observatorium Boscha di Lembang disebut-sebut setara dengan fasilitas sama di luar angkasa. Ini karena Indonesia berada di daerah tropis yang sangat tepat untuk penelitian matahari.
"Teleskop ini setara dengan teleskop yang ada di luar angkasa. Di sini, matahari bersinar sepanjang hari dan jarang awan, "tutur Robert J. Rutten, pakar fisika matahari dari Utrecht University, Belanda, yang ikut hadir dalam peresmian Teropong Matahari, Sabtu (31/10).
Di luar angkasa, salah satu wahana SOHO milik NASA yang khusus diperuntukkan mengamati matahari. Namun, tentu saja, teknis teknologi Teropong Matahari di Boscha masih sangat jauh dari SOHO.
Meskipun secara teknis kemampuan Teropong Matahari di Boscha tidaklah sebaik yang dimiliki di negara lain, termasuk di tempat penelitiannya di sebuah pulau di Laut Atlantik, keberadaan teropong di Boscha ini cukup vital. Selain letaknya yang cukup strategis, kompleks Boscha juga tidak jauh dari kota dan pusat-pusat pendidikan.
Untuk itu, dia berharap, keberadaan Teropong Matahari ini bisa lebih mendorong masyarakat, khususnya pelajar, akan ilmu astronomi. Fungsi utamanya adalah untuk pendidikan massal. Untuk merangsang banyak pelahar lebih menyukai astronomi. "Di tempat ini, kita bisa mendapatkan data yang canggih dan lengkap untuk proyek-proyek pengamatan atau penelitian pelajar," tuturnya.
Kepala Observatorium Boscha Taufik Hidayat berpendapat senada, pelayanan publik akan diutamakan di dalam pemanfaatan teropong yang baru ini. Untuk bisa memanfaatkan data pengamatan teropong ini, masyarakat umum pun tidak perlu repot datang ke lokasi.
Sebab, data secara realtime di-streaming di dalam situs ITB. Data ini pun rencananya akan dipasok untuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

tiga perangko tahun internasional astronomi

tiga perangko tahun internasional astronomi

BANDUNG - Tiga perangko bertema Tahun Internasional Astronomi diluncurkan di Observatorium Boscha, Bandung, Sabtu (2/5). Seri ini terdiri dari tiga perangko, yaitu Teleskop Galileo, Logo International Year of Astronomy 2009, serta Wajah Galileo Galilei .
Menurut Kepala Unit Filateli PT Pos Indonesia, Abdussyukur, prangko ini dicetak sebanyak 300.000 set atau 900.000 keping. Harga per set Rp 7.500. Selain perangko, diterbitkan juga souvenir sheet (SS) dengan junlah cetak sebanyak 30.000 lembar dengan harga Rp 15.000 per lembar. SS memliki spesifikasi khusus berupa hologram berbentuk bintang yang tersebar di seluruh permukaan SS.
"Kami juga menerbitkan sampul hari pertama, baik perangko atau SS. Keduanya dicetak masin-masing sebanyak 5.000 lembar dengan harga Rp 9.500 per lembar untuk perangko dan Rp 17.000 untuk SS," katanya.

procesor dual core

procesor dual core

pa yang dimaksud dengan processor dual core?
Secara sederhana, processor dual core dapat diartikan sebagai processor yang memiliki inti pemroses atau otak ganda. Processor dual core meleburkan du processor sekaligus beserta cache-nya ke dalam sebuah chip.


Dengan  begitu, komunikasi antara kedua die dapat berlangsung dalam clock rate yang lebih tinggi. Banyak yang menyimpulkan processor dual core ini juga membutuhkan daya yang lebih kecil dibandingkan sistem multiprocessor. 
Dalam diagram berikut akan ditampilkan perbedaan antara processor single core dan dual core khususnya pada processor AMD Opteron.
==diagram-single-core===diagram-dual-core
Dari diagram di atas, jelas terlihat bahwa perbedaan utamanya terletak pada jumlah inti pemroses. Dual core menggunakan 2 CPU dan 2 L2 Cache, sedangkan single core hanya menggunakan 1 CPU dengan 1 L2 Cache.

boscha dilengkapi teropong matahari

boscha dilengkapi teropong matahari

BANDUNG, KAMIS - Observatorium Boscha akan mengoperasikan "Real Time Solar Telescope" atau teropong pemantau matahari pada awal 2009 mendatang. "Pengerjaan perangkat telescop itu sudah dilakukan kita buat sendiri di Institut Teknologi Bandung (ITB)," kata Kepala Observatorium Boscha ITB Lembang Dr. Taufik Hidayat di Bandung, Kamis (27/11).
Taufik menyebutkan, perangkat dan infrastruktur teleskop matahari itu ditargetkan selesai dirakit akhir Desember nanti. Sehingga, kata Taufik, awal Januari 2009 sudah bisa dioperasikan dan dipadukan dengan sistem online di Boscha.
Menurut Taufik, teleskop matahari itu akan menggunakan lensa Corona dari AS dengan tiga filter untuk pengamatan pinggir matahari, spektrum, dan cronospher dari sinar matahari.
"Semua data pantauan akan terekam secara digital dalam laporan lengkap yang terhubung ke dalam jaringan di sini. Hasilnya bisa dimanfaatkan oleh peneliti dan dikenali oleh masyarakat awam," katanya.
Pembangunan teropong matahari pertama di Boscha membutuhkan biaya sekitar Rp400 juta, yang sebagian di antaranya berasal dari bantuan Belanda.
Observatorium Boscha rencananya akan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyimpan dan meneliti data-data digital yang dihasilkan telescope itu.
"Data pengamatan itu bisa langsung dilihat. Kami akan bekerjasama dengan LIPI untuk mengolah dan penyimpan data digital itu," kata Taufik Hidayat.
Sementara itu, fasilitas aplikasi World Wide Telescope dari Miscrosoft, merupakan salah satu perangkat terbaru di Boscha. Perangkat World Wide Telescope merupakan piranti lunak yang diciptakan untuk para peneliti dan masyarakat umum yang mempunyai minat terhadap astronomi.
Para peneliti atau pengunjung Boscha bisa menikmati tata surya, planet dan galaksi hasil bidikan teleskop terbaik di dunia seperti Hubble, Observatorium sinar-X Chandra serta lainnya.

procesor baru tidak terdeteksi dengan baik

procesor baru tidak terdeteksi dengan baik

Setelah pemasangan processor, BIOS menampilkan angka kecepatan processor yang tidak semestinya. 
 
Mengapa bisa terjadi hal demikian?

Pemasangan hardware yang kurang baik atau kurang lengkap dapat mempengaruhi kecepatan processor yang terdeteksi dalam BIOS. Untuk mengatasinya, lakukan instalasinya ulang komponen-komponen yang ada dalam CPU. Pastikan semua komponen terpasang dengan baik. Kemudian, coba lakukan pengaturan jumper pada motherboard. Masalah jumper ini dapat dilihat pada buku manual processor masing-masing.

hewan-hewan prasejarah yang fantastis part 1

hewan-hewan prasejarah yang fantastis part 1

1. Deinocheirus

Satu-satunya fosil yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan beberapa bagian tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para ahli paleontologi.
Ia merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang hidup pada periode Cretaceous akhir dan populasinya tersebar di selatan Mongolia. Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar tangannya itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah satu Dinosaurus yang mematikan.
Namun sebenarnya, kegunaan "senjata" tersebut masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti mengatakan cakar itu digunakan sebagai alat utama untuk berburu.

Beberapa lainnya mengatakan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya digunakan sebagai senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa Deinocheirus menggunakan lengannya yang besar untuk memanjat pohon, meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.

hewan-hewan prasejarah yang fantastis part 2

hewan-hewan prasejarah yang fantastis part 2

2. Diprotodon

Sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu, beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon.

Hewan berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti seekor Wombat, yaitu spesies hewan berkantung Australia, namun berukuran raksasa.
Sama seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya. Meskipun mereka bukanlah hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan kuat membuat para predator sangat sulit untuk menaklukannya.